Pages

Friday, September 4, 2015

Ruang Publik Untuk Lahirkan Generasi Yang Ramah



Generasi  arogan dan pemarah lahir dari kondisi lingkungan yang stres. Mereka merasa menang dan tak mau kalah. Individualis tanpa empati. Mereka tidak mampu menangkap apa yang dirasakan orang lain. Tingkat peka sosial mereka rendah. Sehingga apa yang diaktualisasi sangat merugikan.

Interaksi nyata dari orang yang arogan dan pemarah sangat minim. Penyebabnya bisa dari dalam maupun luar diri. Dari dalam diri kerena sifat yang dimiliki orang itu. Sedangkan dari luar, bisa disebabkan oleh keengganan dari orang lain untuk berinteraksi dengannya. Hal ini menyebabkan orang yang arogan dan pemarah kehilangan rasa empatinya.

Dengan sedikitnya interaksi nyata yang dimiliki sifat arogan dan pemarah semakin memuncak.  Terlebih dengan perkembangan gadget dan medsos, semakin menambah keegoisan. Mereka bisa melampiaskan apa yang dirasakan tanpa kontrol. Mereka mampu menalar dengan baik, akan tetapi tanpa dilengkapi kecerdasan emosi.  Orang-orang yang arogan dan pemarah ini seringkali bersembunyi pada akun-akun palsu untuk sembunyikan jatidiri.

Melihat kondisi seperti ini maka diperlukan suatu cara bagaimana generasi arogan dan pemarah bisa diatasi. Kerjasama pemerintah dengan masyarakat diperlukan untuk mewujudkan generasi cerdas, santun dan ramah. Pemerintah bisa mewujudkan ruang-ruang publik yang berguna untuk melatih rasa empati. Diruang-ruang publik masyarakat bisa beraktivitas untuk bertatap muka. Dalam ruang publik masyarakat dapat melihat ekspresi hasilkan empati. Bukan sekedar emoticon yang bisa jadi ungkapan kepalsuan dari komunikan. Ruang publik dapat meleburkan rasa egois mereka kedalam perbedaan-perbedaan yanga ada.

Inilah arti penting ruang publik dalam membentuk karakter. Oleh karena itu, ruang publik harus dijauhkan dari hal-hal yang membuat tidak nyaman. Seperti sampah yang tak terkelola, asap rokok, penggunaan gadget yang berlebihan, bising, keonaran dsb

0 komentar: