Memiliki karakter positif adalah dambaan setiap orang tua terhadap
anak-anaknya. Ada contoh kasus Gara-gara cowok, siswi SMP bully teman
sekolahnya. Kekerasan dan Bully di lakukan oleh anak SMPN 4 Binjai.
Berita selengkapnya bisa dilihat disini:
http://chirpstory.com/li/283835 dan http://medan.tribunnews.com/2015/09/07/rekaman-beredar-luas-siswi-smp-pembully-ini-takut-masuk-sekolah?page=3
Kalau sudah begini siapa yang rugi?
Tentu saja diri sendiri, keluarga, sekolah dan
pihak-pihak terkait permasalahan tersebut.
Mari tegakan kembali pendidikan
karakter. Mengapa karakter? Karena karakter adalah melakukan sesuatu yang benar
bahkan pada saat tidak ada orang yang memperhatikan. Menurut Cicero “Karakter suatu
warga negara menentukan kesejahteraan bangsanya.” Karakter tidak mengikat dalam waktu dan budaya.
Sekarang ataupun di masa depan karakter yang baik itu sama penting. Dalam skala
besar karakter akan mempengaruhi tingkat kejahatan suatu negara. Oleh karena itu,
kita harus membangun dan merawat karakter baik demi baiknya negeri ini.
Masa depan suatu bangsa
sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki masyarakatnya. Fokus kita kali
ini adalah pembangunan karakter generasi penerus. Dibarengi dengan perbaikan dan
peningkatan kualitas generasi sebelumnya.
Karakter positif perlu dibiasakan. Kemudian dilakukan pembinaan
yang berkelanjutan. Dimulai dari yang terkecil dan terdekat yaitu keluarga. Dalam membangun
karakter positif komunikasi kita harus
bijak. Perbedaan tingkatan umur dan pola
pikir sangat berpengaruh. Membangun karakter
positif anak dimulai dari hal-hal kecil. Misal melatih disiplin sejak dini dengan
kegiatan olahraga, musik, menanamkan kebiasaan antri dsb. Melatih tanggungjawab
dengan pekerjaan rumah, membersihkan kamar dll.
Orang tua dirumah
adalah teladan. Anak akan mengcopy apapun karakter yang kita miliki dan
meneruskan itu kepada yang lain. Ada banyak sekali karakter positif yang bisa
kita ajarkan terhadap anak. Integrity, Compassion, Preseverance, Resposibility,
Kindness, Cooperation, Honesty, Respect, and etc. Tantangan ortu saat ini adalah
menjadi bijaksana untuk mempersiapkan mereka menjadi orang sukses.
Setiap hari, setiap
jam, setiap menit, setiap detik kita harus membangun karakter anak dengan
melakukan perbuatan baik. Berikan pujian, reward dan konsekuensi dari tindakan
yang dilakukan.Pujian dilakukan pada hal yang dapat meningatkan prestasi
mereka. Puji anak saat melakukan hal positif. Jangan melakukan pujian fisik berlebihan seperti “cantik”, “ganteng”
dan sejenisnya karena dapat membuat mereka sombong. Reward dan konsekuensi dapat dilakukan pada pengembangan karakter
anak. Rewards eksternal bisa berupa hadiah buku, mainan, dll. Tapi jangan lupa
tetap beri reward internal. Dalam memberikan reward tekankan juga nilai positif dalam dirinya. Konsekuensi
diberikan ketika anak melanggar aturan kebaikan. Reward dan konsekuensi diberikan ketika dia mulai paham.
Orang tua wajib
mengajarkan kepada anak karakter yang berkualitas. Latihlah anak untuk
melakukan pengendalian diri. Pengendalian diri adalah karakter paling susah. Karena
tidak terjadi begitu saja tanpa latihan. Pengendalian diri akan mewujudkan
sikap hati-hati. Ketika anak mampu bersikap seperti ini maka kematangan jiwa
mulai terwujud.
Pengendalian diri merupakan
salah satu bentuk karakter yang penuh tantangan, dan sangat penting untuk
diajarkan. Mengajarkan anak untuk
mengendalikan diri bahkan saat sedang melakukan sesuatu yang digemari sangat
berguna bagi masa depan mereka saat di masyarakat. Pengendalian diri atau self control dapat dilatih dengan mengajarkan
anak menjawab dan datang saat di panggil. Ajarkan untuk cepat merespon, minimal menyahut. Dalam pergaulan, anak juga harus diajarkan
menjawab dan menanggapi pertanyaan orang lain dengan sikap positif . Self control yang perlu diajarkan
selanjutnya kepada anak yaitu untuk
memberikan tanggapan positif saat ditegur. Sikap dasar yang harus diajarkan
pada hal ini adalah mendengarkan pembicaraan, tidak menginterupsi pembicaraan,
dapat mengendalikan amarah.
Pengendalian diri
adalah keahlian sosial. Pengendalian diri harus disadari karena tidak semua yang
diinginkan adalah yang terbaik. Beri kesempatan anak untuk mengemukakan alasan
yang singkat dan padat terhadap sesuatu. Kalau kita selalu memiliki komunikasi yang
baik pada anak maka sampai mereka dewasa akan tetap memiliki hubungan yang baik.
Gunakan waktu bersama
anak untuk mengajarkan karakter . Berikan anak penghargaan berupa pujian yang
dapat membuat anak mempertahankan kebiasaan baiknya. Dukung anak saat gagal,
ajarkan untuk bersikap sportif agar kelak terhindar dari menghalalkan segala
cara. Saat anak mengikuti berbagai kegiatan, ajarkan untuk berkomitmen dan
tidak setengah-tengah.
Jangan capek untuk
mengingatkan anak dan ketika anak melakukan prestasi, pujilah agar mereka lebih
meningkatkan achievement.Karena mengajarkan
karakter seperti menanam benih, jika benih baik maka akan menghasilkan tanaman
yang baik.
0 komentar:
Post a Comment