Pages

Sunday, September 13, 2015

Negeri Mimpinesia: Rangkap Jabatan

Orang-orang sekarang memang sudah pintar. Melek informasi semua. Tak heran Penjual Angin dan Penangkat buruk emprit tahu politik. bukan sekedar sok-sokan. Mereka lebih tau dari anak sekolahan. Macam mahasiswa yang K3. Kantn, Kuliah, Kost.

Huahaha...
Memang menarik sekali apa yang dibicarakan dua orang ini. Coba bayangkan hari gini penjual angin untuk menggelumbungkan ban yang kempes dan penangkap burung emprit bicang politik. Wah, bukan. Tak biasanya memang.

Kata penjual angin presiden mengeluarkan aturan bagi para menteri ketika sudah dilantik diwajibkan untuk melepas jabartan publik selain menteri. Ini semata-mata demi idealnya keberjalanan pemerintahan. Penjual angin menyimpulkan berarti ini tak ada jabatan rangkap untuuk orang-orang yang memegang jabatan mneterri.  

Penangkap burung pun nggak mau kalah. Dalam pikirnya bergejolak.  Dari pada koar-koar ngurus anggota DPR dari partai lain melanggar etika, lebih etis urus anggota partai sendiri yang sedang rangkap jabatan. Jadi anggota DPR  dan jadi menteri. Biarlah urusan ketua DPR dan wakilnya diselesaikan pihak terkait. Tentu partainya.

Penangkap burung heran. Kenapa PDIP begitu getol mengungkit  pelanggaran  etika tetapi berdiam diri atas pelanggaran elit politik yang rangkap jabatan. Jadi menteri dan anggota DPR. Eksekutif dan Legislatif. Dua hal yang saling bertolak tetapi melengkapi.

Sambil nambal ban bocor, penjual angin nyletuk. Itu para menteri yang rangkap jabatan sebagai anggota DPR dan  nggak mengundurkan diri melanggar UU MD3 dan UU no 29 tahun 1998.

Njuh
Pengetahuan dari mana ni si Penjual Angin dapat berkata begitu.
'
"Internet bro"
"Gue kan gaul"

Hahah dasar. Ingin tau lengkapnya searching sana, minta tolong mbah google cing.

Sambil ngelus-ngelus burung, Penangkap burung pun bercerita. Dalam UU MD3 jelas tertulis bahwa setiap anggota DPR yang sudah melalaikan tgasnya selama 3 bulan berturut-turut maka dia otomatis bukan anggota lagi.
Wa njuh....
Kepriyye iki?

Penjual angin yang sedang niup balon, terkekek.
Berarti Mbak Puan Maharani, Pak Tjahyo Kumolo, ditambah pak Pramono Anung harus mengundurkan diri ya.

"Jelas itu, "

"Penjual angin, berarti  kita ini dibodohi tapi nggak tau kalau dibodohi. "

"Lha itu tahu kalau dibodohi"

"Iya ya, berarti aku pinter hehehe"


"Dengar-dengar mbak Puan didemo untuk mengundurkan diri man. Karena dia rangkap jabatan"

Ah, itu cuma simulasi. Mbak Puan akan tetap langgeng disana.

Itu cerita antara Penjual Angin dan Penangkap Burung. Jangan mudah percaya.


0 komentar: