Kebangkitan
negeri dari keterpurukan adalah suatu keharusan. Masa lalu yang buruk harus
segera ditinggalkan. Pemuda harus berani bangkit sekarang. Memajukan negeri
untuk kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Tantangan kedepan semakin berat. oleh
karena itu diperlukan pemuda yang berkualitas.
Penduduk Indonesia
yang banyak adalah potensi. Dimana sekarang ini Indonesia mulai mendapatkan bonus demografi. Penduduk usia
produktif akan tersedia melimpah. Ini harus digarap serius oleh pemerintah. Semua
perlu disiapkan agar tidak terjadi situasi yang berkebalikan.
Usia muda antara
15-30 tahun. Mereka adalah tumpuan untuk
bangkitnya Indonesia. Berikut adalah
kritetia yang diharapkan untuk menjadi penyokong perubahan.
Pertama, pemuda
yang mampu menjawab persoalan dan tantangan zamannya. Zaman akan terus berubah
tidak stagnan diam pada masa yang sama. Pemuda yang seperti ini yang menjadikan
bangsanya cerdas. Karena mereka mampu memecahkan persoalan.
Kedua, pemuda yang
memiliki sikap yang utuh. Pemuda yag tidak memiliki keutuhan sikap dimana pun
dia ditempatkan hanya akan menghasilkan kerja yang tak optimal. Usia produktif
tapi tak produktif. Malas-malasan tak maksimal.
Ketiga, pemuda
yang terampil dan berpengetahuan. Ketrampilan dan pengetahuan diperoleh dengan
belajar, belajar dan belajar. Selalu haus akan ilmu dan antusias dalam
mempraktekan. Ketika suatu bangsa memiiki generasi ini niscaya kemajuan akan
didapatkan.
Keempat, pemuda
yang kreatif dan pekerja keras. Orang yang kreatif akan selalu memiliki altenatif-alternatif
dalam memecahkan masalah. Kreatif akan melahirkan inovasi-inovasi yang sesuai. Pekerja keras adalah pemuda ang pantang
menyerah. Selalu berusaha maksimal untuk hasil yang optimal. Kreatif dan kerja
keras adalah kombinasi baik untuk perubahan.
Kelima, pemuda
berjiwa nasionalisme. Dia adalah pemuda yang memiliki kecintaan terhadap
Indonesia dan mampu membanggakan Indonesia. Cara paling mudah yaitu senantiasa melakukan
aktivitas-aktivitas positif yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang
lain. Pemberi kemanfaatan.
0 komentar:
Post a Comment