Pages

Sunday, February 8, 2015

Minimarket Pembunuh Warung Kecil

Huehehe
Sebagai orang sosial aku senang memperhatikan fenomena masyarakat sekitar. Kali ini yang tak lumput dari pengamatan aku adalah warung. Gimana tidak, warung ini, sangat menarik bagi aku. Setelah aku perhatikan, aku amati, aku terawang, aku putar putar, dari samping kiri ke samping kanan, dari depan kebelakang, dari atas hingga bawah. Warung ini tutup.
(wah, untung nggak dikira maling ini, babak belur aku nanti)

Karena warung ini tutup, aku jadi berpikir. Kenapa, kenapa, kenapa?
Mengapa, mengapa, mengapa?

Tenyata benar adanya, kalah bersaing yang membuat warung tradisional banyak yang tutup. Kalah sama pemodal besar. Kita lihat saja berapa banyak Minimarket yang buka.

Sekarang ini , minimarket udah kaya jamur yang tumbuh di kulit orang yang jarang merawat diri. Semakin tidak dibiarkan semakin besar bentuk panunya.

Okey. Sekarang mari kita bandingkan antara warung dan mini market. Warung tradisional milik orang dengan modal yang kecil. Kalau minimarket milik pemodal besar. Dan kebanyakan orang pemodal kecil banyak yang nggak kuat dan kembali bekerja ke pemodal besar.
Dilihat dari sisi lain lagi, warung kecil di back up dengan sdm yang kurang handal, terbatas sedangkan minimarket backup nya gede. Mulai dari bank, sistem, sdm pilihan. Tinggal buka, jalankan dan singkirkan warung tradisional.

Kalau menganalogikan warung tradisional dengan minimarket. Itu seperti anak TK lawan Mahasiswa. Bisa merasa menang, padahal sekali saja hantam bisa langsung terjungkal.

Huehehe
Sekian

Saturday, February 7, 2015

Sekolah Stand Up Comedy

Assalamu'alaykum
Sebagai orang sosial rasanya gatal saja ketika tidak ikut mengkritisi apa yang layak untuk dikritisi. 
Iya gatalnya tuh disini (sambil pegang dada). Jadi ikutan alay nih aku. Hahaha

Fenomena stand up comedy memang sedang booming hari ini. Genre baru comedy yang dimana kita dilihatkan dengan sudut pandang comic dalam melihat berbagai hal. Yang aku suka dari standup comedy selain lucunya ya... pasti , kritik sosial yang terkandung didalamnya.

Walau kritik tersebut kebanyakan tidak mempan, tapi ini membawa sudut pandang baru kita terhadap suatu hal.

Belakangan ini, 
Murid-murid aku lagi gandrung dengan nih acara. Banyak dari mereka yang ngikutin gaya para comic ketika sedang ngomong.  
Contoh mereka buat kata sapa baru, "what up, what down. Habluminallah, habluminannas" 
Gaya khas uus ya... 
Kalau ini gayanya dodit mulyanto yang diubah hahaha
"Thok (sambil kethok meja)
Tau nggak ini nada
..hahaha pasti banyak yang nggak tau kan, itu nada thok, untuk mengetuk hati kamu, biar jadi akhi dan ukhti yang soleh dan solehah"

Sebagai orang sosial aku itu selalu mengamati,memperhatikan, aku terawang sambil curi curi dengar. Ternyata tingkat kegandrungan mencapai tingkat akut. Gimana enggak coba, disetiap mulai pelajaran mereka sering nagih untuk diceritakan. Nagihnya itu juga beraneka ragam. Sesuai dengan gaya mereka masing-masing , ada manja, ada yang diam memelas, ada yang alay bahkan ada yang kaya dept colector ngejar ngejar tukang kredit, eh salah seperti ngejar-ngejar para pengutang yang nggak mau bayar utang.

Aku jadi berpikir ini, sekolah ini kan smpitsc singkatan dari smpit smart cendekia , kalau diteruskan ini sekolah  mungkin suatu saat akan ganti jadi
SmpitSC , SMPIT Stand Up Comedy hahaha

Sekian (lambaikan tangan)