Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah Ta'ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya: Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seorang lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid, dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang lelaki yang dipanggil untuk berbuat mesum oleh seorang wanita yang memiliki kekuasaan dan kecantikan dan dia berkata saya takut kepada Allah, dan seorang lelaki yang bershedekah dengan sebuah sedekah kemudian dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah dishedekahkan oleh tangan kanannya". (HR. Bukhari: no: 1432 dan Muslim no: 1031)
Pertama: Pemimpin yang adil yang menghakimi manusia secara adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Sebagaimana firman Allah ta'ala:
Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) dimuka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS.Shaad: 26)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (QS.Al-Nisa': 58)
Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil di sisi Allah (balasan) adalah mereka berada di atas mimbar dari cahaya di sisi kanan Allah yang Maha Al-Rahman dan kedua tanganNya adalah kanan, yaitu orang-orang yang berlaku adil di dalam menghukumi dan adil terhadap keluarga mereka serta adil terhadap apa yang menjadi tanggung jawab mereka". (HR. Muslim: 1827)
Dari Abi Umamah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seorang lelaki yang menanggung perkara sepuluh orang atau lebih kecuali dia akan menghadap Allah Azza Wajalla pada hari kiamat dalam keadaan terbelenggu di mana tangannya terbelenggu pada leher mereka dia akan terlepas karena tindakannya yang baik atau akan dibinasakan oleh dosanya , permulaan (jabatan itu) adalah cercaan orang lain, pertengahannya adalah penyesalan dan akhirnya adalah kehinaan pada hari kiamat" (HR. Ahmad: 5/267 dishahihkan oleh Albaani di dalam Jami'us shagir: 5718)
Dari Ma'qil bin Yasar ra berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seorang hamba diberikan oleh Allah untuk mengurusi perkara rakyat kemudian dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan surga atas dirinya. (HR. Bukhari: 715 dan Muslim: 142)
Yang kedua: Pemuda yang hidup dalam beribadah kepada Allah. Allah telah memberikan taufiq kepadanya sejak kecil untuk selalu beramal shaleh dan Dia menjadikannya cinta terhadap amal shaleh tersebut, dan Dia
menghunjamkan rasa benci terhadap amal buruk dan memberikan kemudahan baginya untuk meninggalkannya, hal ini terbentuk baik dengan tarbiyah yang baik, taman yang shaleh atau yang lainnya. Allah telah menjaganya dari apa yang mempengaruhi sebagian besar pemuda seperti perbuatan yang sia-sia, bermain-main, menyia-nyiakan shalat tenggelam dalam nafsu dan kesanangan belaka.
Melihat bahwa bahwa masa muda adalah masa bergejolaknya syahwat maka sungguh sebuah perkara yang menakjubkan jika kita mendapatkan ada sekelompok pemuda yang menghibahkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan bersungguh-sungguh padanya maka dengannya dia berhak mendapat naungan Allah.
Dia menyadari bahwa dirinya akan bertanggung jawab di hadapan Allah tentang masa mudanya pada apakah dia habiskan, lalu dia bergegas mengamalkan wasiat nabinya yang mengatakan: Manfaatkan lima perkara
sebelum datangnya lima perkara yang lain: manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, manfaatkan masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu, manfaatkan hidupmu sebelum kematianmu, manfaatkan sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkan masa kayamu sebelum datang masa kemiskinanmu"(HR. Al-Hakim dalam kitab: Almustadrok no: 7844, dia berkata bahwa hadits ini shahih dengan syarat Ashahihaini dan dishaihkan oleh Albani dalam kitab Al-ajmi'us shagir: 1077)
Ketiga: Seorang lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid.
Maka dia tidak merasa tentram jika keluar dari mesjid sehingga dirinya kembali masuk ke mesjid. Sebab mesjid adalah rumah Allah maka barang siapa yang memasukinya berarti dia telah bertamu kepada Allah. Maka tidak ada hati yang lebih baik dan tidak ada jiwa yang lebih senang dari seorang lelaki yang
bertamu terhadap Tuhannya di rumahNya dan di bawah pengawasanNya. Mereka inilah yang sebenarnya layak disebut sebagai orang yang memakmurkan mesjid, Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Taubah: 18)
Dari Abi Darda' ra dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Mesjid adalah rumah untuk setiap orang yang bertaqwa. Allah akan memberikan jaminan bagi orang yang menjadikan mesjid sebagai rumahnya dengan ruh, rahmat dan bisa melewati sirath dengan selamat menuju ridha Allah yang menyampaikannya ke dalam surga". (Hulyatul Auliya, Abi Na'im 6/176. Dishahihkan oleh Albani dalam silsilah ashahihah: 716.)
Jamuan ini terjadi di dunia, di mana orang yang memasuki mesjid merasakan adanya kertenangan, kebahagiaan dan ketentraman jiwa sementara di akherat mereka akan mendapatkan kemuliaan di dalam surga.
Dari Abi Hurairah ra dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang pergi ke mesjid atau kembali darinya maka Allah menyiapkan bagi dirinya sebuah tempat setiap kali dia pergi atau kembali".(HR. Bukhari: 662 dan Mslim: 669)
Keempat: Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah di mana dia berkumpul dan berpisah kerena Allah.
Sebab ikatan keimanan yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Firman Allah Ta'ala:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al-Ma'idah: 54)
Di dalam sebuah hadits disebutkan dari Abi Umamah ra berkata:
Rasullah saw bersabda: Barangsiapa yang saling mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah maka iman telah sempurna pada dirinya" (Sunah Abu Dawud: 4681 dan dihshahihkan oleh AlBani: 5965)
Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Demi jiwaku yang berada di tanganNya kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga saling mencintai tidakkah aku tunjukkan kepada kalian kepada suatu amalan yang apabila kalian kerjakan niscaya kalian saling mencintai?, sebarkanlah salam di antara kalian".(HR. Muslim no: 54)
Ini adalah salah satu perkara yang apabila terdapat di dalam pribadi seseorang maka dia akan merasakan kenikmatan dan kelezatan keimanan. Dua orang lelaki ini tidak dipertemukan oleh hubungan kekerabatan,
kekeluargaan dan kepentingan duniawi, mereka hanya dipertemukan oleh rasa saling mencintai karena Allah Ta'ala dan mereka tetap dalam kondisi yang demikian itu sehingga kematian menjemput mereka.
Dari Abi Malik Al-Asy'ari ra bahwa Nabi saw bersbda: Sesungguhnya Allah memiliki sekelompok hamba di mana mereka bukanlah para Nabi dan bukan pula para syuhada, kedudukan mereka diharapkan oleh para Nabi dan para syuhada sebab posisi mereka yang dekat dengan Allah". Lalu seorang lelaki badui berdiri secara berlutut pada tempat yang jauh dan mengacungkan tangannya kepada Nabi saw dan berkata: Wahai Nabi utusan Allah!, mereka bukan golongan para nabi dan bukan pula para syuhada dan posisi mereka
diharapkan oleh para Nabi dan syuhada karena kedekatan mereka dengan Allah. Beritahukan kepada kami bagimanakah sifat mereka?. Maka muka Rasulullah saw berseri-seri dengan pertanyaan orang badui tadi. Maka Rasullah menjawab: Mereka adalah golongan orang yang tidak dikenal oleh manusia, dan dari kabilah yang berbeda-beda tidak ada hubungan kekeluargaan antara mereka, di mana mereka saling mencintai karena Allah dan bersatu, Allah akan mempersiapkan bagi mereka mimbar dari cahaya,mereka duduk padanya, wajah mereka cahaya, pakaian mereka cahaya. Manusia merasa ketakutan pada hari kiamat namun mereka tidak ketakutan, mereka itulah kekasih Allah yang tidak ada ketakutan pada diri mereka dan tidak pula bersedih".(HR. Ahmad: 5/343, Syarhussunnah no: 3464 dan dishahihkan oleh Al-hakim dan dishahihkannya dandishahihkan oleh Ibnu Hibban: 2508)
Kelima: Seorang lelaki yang diajak oleh seorang wanita untuk berbuat mesum dengan dirinya, dia bukanlah wanita biasa, namun dia adalah wanita yang memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi, dan Allah memberinya kecantikan yang membuat dorongan fitnah semakin besar, dan ketertarikan hati semakin kuat. Ya Allah!, bagiamana bisa selamat orang menghadapi fitnah yang begitu besar kecuali dengan iman yang dalam dan mata hati yang tajam.
Qadhi Iyadh berkata: Dikhususkan penyebutan wanita yang memiliki kekuasaan dan kecantikan karena faktor kecenderungan yang lebih dahsyat terhadap mereka, sulit mendapatkan orang yang sepertinya, sementara dia
mengumpulkan dua kekuatan fitnah yaitu kekuasaan dan kekuatan kecantikan, terlebih kenyataannya adalah bahwa wanita itulah yang meminta dan menggoda secara langsung, tidak ada halangan apapun untuk menggoda seseorang atau yang lainnya, maka bersabar dalam menghadapinya karena takut Allah Ta'ala, pada saat yang menggoda adalah wanita terpandang dan cantik adalah termasuk sabar yang sempurna dan ketaatan yang paling agung, maka Allah menjanjikannya untk dinaungi pada naungan yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Maksud: "dzatul manshib" sebagaimana disebutkan di dalam hadits di atas adalah wanita yang terpandang dan berdarah biru atau bangsawan".(Shaihih Muslim, syarah An-Nawawi: 3/122)
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (QS. Al-Nazi'at: 40-41)
Dari bnu Umar ra dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Pada saat tiga orang sedang berjalan dan mereka kehujanan, maka merekapun segera berteduh pada sebuah gua lalu mulut gua itu dijatuhi sebuah batu besar dan menutupinya. Sebagian mereka mengusulkan kepada sebagian yang lain: Ingatlah amal shaleh yang pernah kalian amalkan karena Allah lalu berdo'alah dengan bertawassul dengan amal shaleh tersebut semoga Allah
membukakan kesulitan kalian. Maka salah seorang dari mereka berkata: Ya Allah, sesungguhnya saya memiliki seorang anak paman yang sangat saya cintai sama seperti seorang lelaki mencintai seorang wanita, maka akupun menggodanya agar dia menyerahkan dirinya kepadaku namun dia enggan
sehigga aku bisa memberikannnya seratus dinar. Akhirnya, akupun pergi menghilang beberpa sehingga dapat mengumpulkan seratus dinar lalu aku segera meneminya, lalu pada saat aku sudah siap menerjang dirinya di antara kedua kakinya dia berkata: Wahai hamba Allah takutlah kepada Allah dan janganlah engkau membuka cincin kecuali dengan cara yang hak, maka akupun bangkit meninggalkannya. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa apa yang aku lakukan tersebut semata-mata untuk mendapatkan kerelaanMu maka bebaskan kami dari kesulitan ini maka batu itupun sedikit bergeser…." (Bagian hadits yang panjang dari riwayat Al-Bukhari: 2215 dan Muslim: 2743)
Keenam: Seorang lelaki yang bershedekah dengan suatu shedekah. Banyak orang bershedakah dan sungguh besar pahala yang mereka dapatakan di sisi Allah, namun hal istimewa yang membedakan orang ini sehigga mendapatkan naungan Allah adalah keikhlasan dirinya dalam bershedekah tersebut, karena ikhlasnya yang begitu tinggi sehingga hampir saja dia menyembunyikannya dari pribadinya. Allah telah memuji orang-orang
yang selalu bershedekah dengan firmanNya:
Jika kamu menampakkan sedekah(mu) Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqoroh: 271)
Dari Abdllah bin Ja'far ra berkata: Rasullah saw bersabda: Shadaqah yang rahasia akan memadamkan kemurkaan Rabb Azza Wa Jalla".
Ketujuh: Lelaki yang hatinya penuh dengan takut dan mengagungkan Allah, dia menyendiri dalam zikir kepada Allah tanpa diketahui oleh seorangpun, dia merenungkan kebesaran Allah, karunia dan rahmatNya sehingga air matanya berlinang karena rindu kepada Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al-Anfal: 2)
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang Telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah beriman, Maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.) (QS. Al Maidah: 83)
Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw bersabda: Dua mata yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga-jaga di jalan Allah (HR. Turmudzi: 1639 dishahihkan oleh Albani di dalam Al jami's shagir : 4113)
Rasulullah saw adalah orang yang sering menangis karena takut kepada Allah, begitu juga dengan orang-orang yang shaleh pada masa silam dan masa-masa setelahnya, bahkan Allah telah mengancam orang yang memiliki hati yang keras dengan ancaman yang keras di dalam firmanNya:
Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Zumar: 22)
Pembaca marilah kita senantiasa untuk menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, sehingga kita termasuk orang-orang yang dilindungi oleh Allah Swt. Amin.
inspirasi:
DR. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Sunday, March 6, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment