Percaya tidak?
Ternyata hampir setiap saat, bila kita tergolong manusia dengan mobilitas tinggi, kita akan sering menghadapi pemandangan-pemandangan yang membuat gerah disatu sisi. Namun di sisi lain terkadang kita justru menganggapnya sebagai sebuat "kenikmatan".
Beberapa diantara kita, para lelaki, ketika melihat aurat wanita yang terbuka -entah secara langsung atau tidak sengaja, atau melalui gambar-gambar- maka reaksi yang ditimulkan ada dua macam. Pertama, menganggap seagai perangkap setan, sehingga sesegera mungkin menundukkan pandangan dan beristighfar: astaghfirullah. Kedua, memandang terus tak berkedip dengan alasan sayang untuk dilewatkan.
Ya, itulah godaan berat bagi para laki-laki yang ingin ber-ghadhul bashar, ditengah aurat wanita yang berseiweran. Namun, bukan berarti seorang wanita tidak kesulitan menjaga sosok wanita yang berusaha untuk menjaga kehormatan dirinya. Fitrah wanita yang ingin selalu kelihatan cantik dan menarik terkadang menjadikan mereka rela mengumbar aurat untuk menunjukan exsistensi diri atau dengan dalih kebebasan berekspresi. Entah itu pada saat berhadapan dengan sesamanya maupun lawan jenisnya.
Sebuah perasaan ingin terlihat anggun dan menawan dihadapan manusia yang lain. Namun demikian, Islam menberikan solusi yang indah. Jika ingin tampil cantik dan menarik, sepasang mata suamimulah yang lebih berhak untuk memandang. saudariku???
Disaat itulah, segala aurat yang engkau tampakkan, segala lekuk tubuh yang terlarang untuk kelihatan, justru menjadi aliran pahala yang menyejukkan pandangan dan menentramkan jiwa. Rasulullah Saw bersabda:
"sebaik-baiknya wanita ialah kalau memandangnya bisa menyenangkan, kalau kamu diberi bagian ia bisa menerimanya, dan kalau kamu pergi ia akan menjaga dirinya dan menjaga hartamu" ( HR. Nasa'i)
Ternyata, tidak ada yang bebannya lebih berat daripada yang lain. Bagi laki-laki, godaan beratnya adalah ketika mellihat begitu baynya aurat wanita yang berseliweran di depan matanaya. Sedangkan bagi wanita, godaan beratnya yaitu untuk tidak tampil secara vulgar dan tabarruj (berhias secara berlebihan). Apalagi sampai menyebabkan kerusakan moral kerena memamerkan auratnya dihadapan laki-laki yang bukan suami atau mahramnya.
Fenomena ingin tetap kelihatan cantik dan menarik terkadang menyebabkan seseorang wanita apatis. Ia merasa penutup aurat yang diperintahkan oleh Allah menjadi penghalang baginya untuk mengekspresikan diri. Sehigga, ada yang tidak pede memakai jilbab. Mereka lebih pede memakai rok mini, baju dan celana ketat, kaos kecil yang seharusnya dipakai adiknya, atau baju dengan bagian punggung sengaja dibolong, baju yang belum sempurna jahitannya (maka, saat berdiri bisa terlihat pusarnya, saat jongkok atau merunduk kelihatan . . . . nya)
Maka dari itu semua, perlu ditanamkan dalam diri akan pentingnya menutup aurat. Mungkin sulit untuk awalnya, tapi lama-kelamaan engkau akan terbiasa. Allah Mahatahu dan Maha Adil, Dia pasti akan menghargai kesungguhannya yang telah engkau lakukan.
inspirasi:
Fadlan Al-Ikhwani
Saturday, November 6, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment