Ada pengertian keliru tentang pemahaman kita terhadap kesuburuan tanaman. Yakni tanaman sehat disebabkan karena pemberian pupuk.
Sebenarnya tidak demikian. Tanaman tidak makan pupuk, namun kita memberi kesuburan pada tanah sehingga tanaman memperoleh unsur hara dari media tersebut.
Seperti halnya kita menyiram tanaman, esensinya kita tidak menyiram tanaman, namun kita membuat agar tanah tersebut basah sehingga akar dengan mudah berkembang biak dalam media.
Semakin banyak percabangan akar, semakin banyak menyerap air dan unsur hara dalam media. Hal ini sangat penting untuk pertumbuhan dahan, ranting dan daun guna menimbun kambium lalu berkembang sehat.
Hal ini harus kita pahami, agar kita dapat mengerti setiap kebutuhan tanaman tersebut. Apakah tanaman ini sangat membutuhkan media basah atau kering.
Seperti misalnya tanaman adeium yang tidak begitu membutuhkan air berlimpah untuk pertumbuhan. Namun kita pun bisa mensiasati agar tetap baik-baik saja saat kita menyiram rutin setiap sore. Yakni dengan cara memberikan media sekam ori tanpa bakar dan media pot kita berikan drainase empat titik sampai 6 titik.
Adenium akan aman-aman saja tidak akan mengalami pembusukan pada bogol maupun akar. Bahkan dengan media sekam tanpa bakar, diterpa hujan seharian pun tak mengapa. Karena air hanya melawati saja, tidak becek di dalam pot.
Yang perlu diingat sekam tersebut tidak dicampur dengan tanah murni. Kalaupun hendak di campur, saya lebih rasio 80:20. Namun saya lebih senang menggunakan sekam murni. Disamping ringan, sekam sifatnya lebih cepat adaptasi terhadap suhu yang dibutuhkan adenium.
Dan menurut hemat saya, study kasus pada adenium, kita tak perlu memberikan pupuk kimia pada media tersebut. Seperti pupuk mutiara yang ditaburkan pada media. Ini justru akan merusak kualitas media tanam. Padahal sekam, sering berjalanya waktu akan terurai dengan rutinas penyiraman yang kita secara berkala.
Yang perlu kita lakukan mengamati volume sekam tersebut. Karena semakin lama sekam akan menyusut dan memadat. Jika demikian, kita hanya perlu menambah jumlah volume media tanam yang ada dalam pot.
Intinya kita harus mempelajari ilmu botani agar bisa memahami bagaimana perlakuan terhadap tanaman. Namun jika kita malas membaca, sebaiknya kita menggunakan metode empiris, pengamatan secara langsung pada tanaman.
Namun empiris membutuhkan jam tayang. Juga membutuhkan pengorbanan. Seperti misalnya setelah terjadi pembusukan akar adenium. Lalu pengalaman tersebut dijadikan referensi untuk melalukan trial and eror, uji coba dan gagal lagi.
Namun jauh dari sempurna sebuah teori botani, tetap saja membutuhan metode empiris. Sebaiknya kita gunakan kedua metode tersebut untuk menuju sebuah kesempurnaan ilmu.
Inspirasi:
FB Komunitas tabulampot
Postingan dari sahabat Liant Kie
WA 081390220616.