Malam 21 April 2015
Sudah terkumpul berbagai cerita perayaan hari kartini hari ini. Kartini hari ini seakan hanya berbentuk perayaan yang minim inspirasi. Kebanyakan dari mereka memahami Kartini dalam sanggul dan Kebaya.Perayaan dengan adu bagus pakaian dan dandanan yang dipakai mereka para peraya.
Esensi perjuangan kartini bukan sekedar pada kegiatan surat-menyuratnya, tetapi pada semangat melawannya. Dulu belum ada media sosial tetapi Kartini sudah berani melawan lewat isi dari surat-suratnya.Pada eranya, Kartini menjadi salah satu pengerak dalam melawan kolonialisme, akan tetapi dalam perkembangannya, dibelokkan oleh para penguasa sebagai suatu peringatan hari.
Kartini sekarang ini, yang selalu terangkat adalah masalah emansipasi. Padahal kartini tidak hanya bicara tentang masalah perempuan. Masalah perempuan atau kesetaraan jender hanyalah gagasan dan aksi kecil dari seorang Kartini. Gagasan besar dari Kartini adalah keberaniannya dalam melawan kolonialisme dan inperialisme. Dia mengutuk tindakan Belanda yang menindas rakyat Indonesia.Dia adalah pengkritik penjajah yang berani.Lukisan, musik, nyanyian dan dongeng beliau dokumentasikan untuk tunjukan identitas negeri. Bahwa negeri ini bukan negeri yang tertindas.
Kartini adalah sosok yang tekun dan pemberani. Dia bicara lantang tentang anti kolonoalisme dan anti Imperialisme. Jadi jangan pernah kerdilkan perjuangan Kartini dengan selalu menyoal emansipasi.Apalagi hanya sekedar berpakaian profesi, sanggul dan kebaya.
Mari kembali kesemangat Kartini, kita kembali bicarakan gagasan-gagasan besarnya. Jangan biarkan Kartini hanya termitos dalam bentuk cara berpakaian sanggul dan kebaya. Karena dalam tulisan Kartini bukan hanya sekedar curhat saja, akan tetapi disana tersirat pemikiran filsafat politik, filsafat sejarah, filsafat seni, yang tak kalah denganpemikiran filsuf-filsuf Barat.
inspirasi: @ragilnugroho1
0 komentar:
Post a Comment