Pages

Monday, February 7, 2011

Ibnu Rusyd, membaca dan menulis adalah kebiasaannya.

Ketika Taqy memaca sebuah buku berjudul 45 tokoh pengukir sejarah karya Muhammad ‘Imarah, dia sangat terkesan akan perjuangan dari tokoh yang ada. Walaupun tokoh-tokah sudah tiada, tetapi pemikirannya masih tetap ada hingga kini.
 “Luarbiasa sekali….”katanya sambil menutup buku yang ia baca itu.
Tokoh-tokoh itu memang luar biasa, mampu memanfaatkan momentum untuk memberikan perubahan bagi dirinya dan umat. Tak ada yang sia-sia dari apa yang mereka lakukakan. Pikiran perubahan itu masih mengakar hingga sekarang.
Dari beberapa tokoh, ada satu tokoh yang membuat Taqy terinspirasi. Dia adalah Adul Walid Muhammad bin ahmad bin ibnu Rusyd yang lebih dikenal dengan Ibnu Rasyid. Ibnu  Rusyid dilahirkan di Kordoba, Andalusia (Spanyol). Keluarganya mempunyai kedudukan tinggi dalam ilmu, fiqih, peradilan, politik, dan administrasi.
Dalam kehidupannya, Ibnu Rusyd menjadi salah seorang filsuf  Islam terbesar, ahli ilmu kalam, dan pembesar ulama mazhab Maliki yang memdalami ilmu fiqih perbandingan antara mashab-mashab fiqih Islam.  Dia juga seseorang tokoh ilmu kedokteran, baik penulisan maupun praktik kedokteran dalam sejarah peradapan Islam. Beliau juga mencapai derajat hakim agung di kordoba, yang menyamai kedudukan menteri Kehakiman di zaman sekarang.
Pada saat usia 36 tahun, Ibnu Rusyid mulai menulis dan mengarang. Orang-orang yang menulis sejarah hidupnya berkata “Sungguh Ibnu Rusyid tidak meninggalkan membaca dan menulis-pada sisa umurnya-kecuali pada dua malam, malam pengantinnya dan malam saat bapaknya meninggal dunia.”

Inspirasi:
45 Tokoh Pengukir Sejarah
Muhammad ‘Imarah. Era Intermedia. Solo.  2007

0 komentar: